Filsafat mengandung arti pola pikir, yaitu sebuah cara yang
dilakukan seseorang untuk menterjemahkan sesuatu berdasarkan pemikirannya agar
terbentuk sesuatu lain yang lebih mudah dimengerti.
Objek serta acuan filsafat mencakup
segala yang ada dan yang mungkin ada.
Metode filsafat yang digunakan adalah
terjemah dan menterjemahkan, sedangkan alatnya adalah bahasa analogi, yaitu hal
yang lebih kompleks dari sekedar kiasan.
Berfilsafat tidak perlu harus membahas
tentang yang besar, tetapi bisa dimulai dengan hal kecil dan sepele, karena
dari hal kecil itulah filsafat dimulai.
Filsafat ranahnya adalah pikiran atau
otak, sedangkan spiritual ranahnya lebih tinggi yaitu perasaan atau hati. Sehingga
dalam berpikir sifatnya relatif, selalu ada kontradiksi yang berbuah
pengetahuan baru, sedangkan dalam ranah spiritual sifatnya absolut, karena
filsafat tidak bisa menjangkau spiritual.
Sifat dari filsafat adalah reflektif, dimana
reflektif yang bersifat intensif, yaitu dalam sedalam-dalamnya, dan ekstensif,
yaitu luas seluas-luasnya.
Filsafat itu radik, yaitu sampai ke
akar-akarnya, berpikir sampai tuntas.
Filsafat dapat diletakkan di depan
apapun, karena kita bisa berfilsafat tentang segala hal menyangkut alam
pikiran.
Berfilsafat bisa dilakukan dengan
merenung, karena menyangkut pemikiran, bukan tindakan.
Jika dilihat dari ranah keluasan dimensinya,
dari yang terkecil itu adalah Riil, kemudian Penerapan, lalu Ilmu Bidang, baru
kemudian Filsafat, dan yang terakhir adalah Spiritual. Itulah mengapa jika
filsafat naik keatas maka akan menjangkau ranah spiritual, dan jika turun
kebawah maka bisa memasuki ranah ilmu bidang.
Dalam berfilsafat
terdapat aturan bahwa jika 1 kali berfilsafat maka harus diimbangi dengan 10
kali berspiritual, karena semakin tinggi berfilsafat maka akan bisa menjangkau
spiritual sehingga menimbulkan keraguan dalam hati yang akan berbuah pada
pengrusakan keyakinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar