Penjawab : Rolina Amriyanti Ferita
(12709251048)
Penanya dan penanggap : Arifin
Riadi (12709251046)
Pertanyaan 1:
Bagaimana anda
memandang diri anda sendiri?
Jawaban 1:
Diri saya relatif
terhadap ruang dan waktu.
Tanggapan 1:
Tentunya semua
orang selalu berada dalam ruang dan waktu.
Dalam kerelatifan
itu, bagaimana anda mengenali diri sendiri?
Jawaban 2:
Dengan menggunakan
refleksi melalui apa yang telah, sedang dan akan saya lalui.
Tanggapan 2:
Refleksi bisa
dijadikan sebagai gambaran diri sendiri untuk acuan hidup.
Pertanyaan 3:
Bagaimana anda
menggunakan refleksi itu?
Jawaban 3:
Refleksi tersebut
saya gunakan untuk mengeliminasi potensi dan sifat buruk dan mengembangkan
potensi serta sikap yang baik.
Tanggapan 3:
Setiap manusia
tentu memiliki potensi.
Pertanyaan 4:
Bagaimana anda
mengetahui mana potensi yang baik dan buruk?
Jawaban 4:
Kita sebagai
manusia dikaruniai dengan akal, berbeda dengan makhluk hidup lainnya di dunia.
Jadi kita dapat menggunakan akal sebagai pembeda mana yang baik dan mana yang
buruk.
Tanggapan 4:
Sebenarnya menurut
saya akal tidak selalu bisa menjadi pijakan dalam penentuan baik dan buruknya
sesuatu.
Pertanyaan 5:
Lalu bagaimana
untuk suatu kasus seseorang yang sejak lahir sudah berada dalam keburukan,
misalnya tiap hari dia melihat orang disekitarnya mencuri, sehingga dia merasa
bahwa mencuri adalah hal yang baik, bagaimana tanggapan anda?
Jawaban 5:
Manusia lahir dalam
keadaan suci. Tidak ada satu manusiapun yang lahir dalam keburukan, yang ada
adalah anak lahir karena perbuatan buruk kedua orang tuanya. Jadi perbuatan
orang tuanya yang buruk, sedangkan bayi tersebut tetap suci. Dalam keburukan
atau kebaikan itu bergantung kepada orang tuanya, akan dibentuk seperti apa
anak tersebut. Lingkugan tempat anak tersebut berkembang juga mempengaruhi.
Tanggapan 5:
Ya, bukan hanya
orang tuanya yang berperan, tapi lingkungan sekitar juga ikut andil dalam
pembentukan diri seorang manusia.
Pertanyaan 6:
Jika seorang bayi
itu lahir dalam keadaan suci dan lingkungan sekitar yang membentuk kepribadian
dirinya, apakah si bayi tersebut bisa memilih dia mau dilahirkan oleh orang tua
yang baik atau buruk?
Jawaban 6:
Setiap bayi yang
lahir tidak dapat menentukan ia nanti ketika di dunia menjadi anak dari siapa.
Semua orang tua adalah orang tua yang baik walaupun mungkin ada perilaku dari
orang tua tersebut yang tercela. Tetapi kasih sayang orang tua kepada anaknya
akan tetap ada karena hubungan darah itu kental.
Tanggapan 6:
Saya kurang setuju
bahwa orang tua itu selalu baik, karena ada beberapa kasus orang tua yang
menganiaya anaknya, pelecehan seksual, bahkan pembunuhan yang dilakukan orang
tua terhadap anak kandungnya sendiri.
Pertanyaan 7:
Masih tentang orang
tua-anak, bagaimana tanggapan anda terhadap orang tua yang mau melakukan apa
saja demi keberlangsungan hidup anaknya sampai menghalalkan segala cara?
Jawaban 7:
Orang tua manapun
akan melakukan segala cara yang baik untuk memenuhi kebutuhan anaknya, akan
tetapi terkadang apabila iman dari salah satu orang tua si anak lemah, maka
bisa jadi akan ada bisikan buruk syaitan sehingga orang tua si anak
menghalalkan segala cara demi kebahagiaan anaknya.
Tanggapan 7:
Tentunya manusia
selalu diringi oleh syaitan yang terus menerus berusaha menggoda manusia untuk
berbuat yang buruk.
Pertanyaan 8:
Jadi, semua itu
kembali lagi ke diri orang tuanya, yang itu berasal dari orang tuanya orang
tua, lalu bagaimana memutus lingkaran syaitan tersebut?
Jawaban 8:
Seiring dengan
berkembangnya akal si anak tersebut, maka apabila Allah menghendaki, akan
diberilah hidayah kepada anak tersebut sehingga dapat mengerti mana yang benar
dan mana yang salah. Tetapi apabila Allah sudah menutup hati orang tersebut,
niscaya mau ada cahaya kebenaran seperti apapun maka itu hanya menjadi
nihilism. Sehingga marilah kita bersama-sama selalu memohon ampun kepada Allah.
Tanggapan 8:
Amiin... Semuanya
tentu akan kembali kepada Allah, tentang segala permasalahan di dunia ini, tapi
tentunya manusia juga memiliki andil terhadap kehidupannya sendiri, tidak hanya
menerima dengan pasrah, tapi berusaha berubah menjadi lebih baik.
Pertanyaan 9:
Sepertinya
pembahasan kita sudah mulai melenceng dari topik awal. Bagaimana anda memandang
diri sendiri sebagai analogi dunia ini?
Jawaban 9:
Kompleksnya diri
seperti kompleksnya dunia.
Tanggapan 9:
Setuju, sehingga
manusia hanya bisa menggapai wajah, karena kekompleks-an dirinya.
Pertanyaan 10:
Pertanyaan
terakhir, tolong jelaskan definisi dunia berdasarkan dimensi anda!
Jawaban 10:
Dunia berdimensi
tiga, maka segala hal yang ada di dunia ini kontradiksi.
Tanggapan 10:
Ok. Terima kasih
atas waktu yang diberikan, dan maafkan saya atas penyitaan waktunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar